Sejarah Desa Tegal Tugu
Desa Tegal Tugu lahir dari semangat kebersamaan dan cita-cita masyarakatnya untuk membangun pemerintahan desa yang mandiri. Desa ini pertama kali ditetapkan sebagai Desa Persiapan Tegal Tugu melalui Surat Keputusan Bupati Gianyar No. 351 Tahun 2006 tertanggal 5 September 2006. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Desa Tegal Tugu resmi menjadi desa dinas definitif dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 1 Tahun 2010 tentang Pembentukan Desa Tegal Tugu pada tanggal 1 Maret 2010.
Sebelum berdiri sebagai desa mandiri, wilayah Tegal Tugu terdiri dari tiga lingkungan. Lingkungan Triwangsa dan Lingkungan Prathama Mandala berada di bawah Kelurahan Samplangan, sementara Lingkungan Tegal Kajanan masuk dalam wilayah Kelurahan Abianbase. Walaupun terbagi secara administratif, masyarakat dari ketiga lingkungan ini sejak lama hidup rukun dan menyatu dalam wadah adat, yaitu Desa Pekraman Tegal Tugu. Desa adat ini memiliki fasilitas bersama seperti Pura Kahyangan Tiga dan Setra, yang secara bergotong royong diempon oleh ketiga banjar adat sekaligus banjar dinas tersebut.
Pada awal tahun 2006, berangkat dari kesadaran dan prakarsa masyarakat, lahirlah gagasan untuk melakukan pemekaran desa. Pemekaran ini bukan sekadar pemisahan dari kelurahan induk, melainkan juga penggabungan tiga lingkungan menjadi satu desa dinas. Tujuan utama pemekaran ini adalah:
- Menyatukan tiga lingkungan yang sebelumnya berada di dua kelurahan berbeda.
- Memperkuat persatuan Desa Pekraman Tegal Tugu yang memiliki satu latar belakang adat dan budaya.
- Mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat agar lebih efektif dan cepat.
- Memberdayakan warga demi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup bersama.
Akhirnya, berkat kebersamaan dan perjuangan seluruh masyarakat, Pemerintah Kabupaten Gianyar mengabulkan usulan tersebut. Sejak 1 Maret 2010, Desa Tegal Tugu resmi berdiri sebagai desa dinas yang mandiri dan sah secara hukum.
Kini, Desa Tegal Tugu tidak hanya menjadi simbol keberhasilan pemekaran, tetapi juga wujud nyata persatuan masyarakat dalam membangun desa yang maju, sejahtera, dan berbudaya.